Teori Schumpeter dalam Pertumbuhan Ekonomi
Teori Schumpeter ini pertama kali
dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911, lalu pada
tahun 1934 diterbitkan dengan berbahasa Inggris yang berjudul The Theory of
Economic Defelopment. Kemudian Joseph Alois Schumpeter menggambarkan teorinya
yang lebih lanjut tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan
pembangunan dalam bukunya yang berjudul Business Cycles pada tahun 1939.
Salah satu pendapat Schumpeter yang
penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system
kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan pembangunan
ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa
dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan (stagnasi).
Pendapat ini sama dengan kaum klasik.
Proses perkembangan ekonomi menurut
Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses
inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur (wiraswasta).
Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi
oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi tersebut diartikan sebagai peningkatan
output total masyarakat.
Dalam membahas perkembangan ekonomi,
Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
walaupun keduanya merupakan sumber peningkatan output masyarakat. Menurut
Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang
disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu
sendiri. Misalnya kenaikan out put yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal
tanpa perubahan teknologi produksi yang lama.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah
kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para
wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti luar,
miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dsb. Inovasi tersebut
menyangkut perbaikan kuantitatif dari system ekonomi itu sendiri yang bersumber
dari kreatifitas para wiraswastanya.
Pembangunan ekonomi berawal pada suatu
lingkungan social, polotik, dan teknologi yang menunjang kreatifitas para
wiraswastanya. Adanya lingkungan yang menunjang kreatifitas akan menimbulkan
beberapa wiraswasta perintis yang mencoba menerapkan ide ide baru dalam
kehidupan ekonomi. Mungkin tidak semua perintis tersebut akan berhasil dalam
melakukan inovasi. Bagi yang berhasil melakukan inovasi tersebut akan
menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya. Posisi monopoli ini akan
menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal yang diterima para pengusaha
yang tidak berinovasi. Keuntungan monopolistis ini merupakan imbalan bagi para
innovator dan sekaligus juga merupakan rangsangan bagi para calon innovator.
Hasrat untuk berionovasi terdorong oleh adanya harapan memperoleh keuntungan
monopolistis tersebut.
Inovasi
mempunyai 3 pengaruh yaitu :
1.
Diperkenalkannya teknologi baru
2. Menimbulkan
keuntungan yang lebih (keuntungan monopolistis) yang merupakan sumber dana
penting bagi akumulasi modal
3. Inovasi akan
di ikuti oleh timbulnya proses peniruan (imitasi) yaitu adanya
pengusaha-pengusaha lain yang meniru teknologi baru tersebut
Proses peniruan
(imitasi) pada akhirnya akan di ikuti oleh investasi (akumulasi modal) oleh
para peniru (imitator) tersebut. Proses peniruan ini mempunyai pengaruh berupa :
1. Menurunnya
keuntungan monopolistis yang dinikmati oleh para innovator
2. Penyebaran
teknologi baru di dalam masyarakat, berarti teknologi tersebut tidak lagi
menjadi monopoli pencetusnya.
Kesemua proses yang dijelaskan di atas
meningkatkan out put masyarakat dan secara keseluruhan merupakan proses
pembangunan ekonomi. Dan menurut Schumpeter, sumber kemajuan ekonomi yang lebih
penting adalah pembangunan ekonomi tersebut.
Faktor-faktor
Penunjang Inovasi :
1. Di
perkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada
2. Di
perkenalkannya cara berproduksi baru
3. Pembukaan
daerah-daerah pasar baru
4. Penemuan
sumber-sumber bahan mentah baru
5. Perubahan
organisasi industry sehingga efisiensi industry
Syarat-syarat
Terjadinya Inovasi :
1. Harus
tersedia cukup calon-calonpelaku inovasi (innovator dan wiraswasta) di dalam
masyarakat
2. Harus ada
lingkungan social, politik dan teknologi yang bisa merangsang semangat inovasi
dan pelaksanaan ide-ide untuk berinovasi
Sedangkan yang dimaksud dengan innovator
atau entrepreneur adalah orang-orang yang terjun dalam dunia bisnis yang
mempunyai semangat dan keberanian untuk menerapkan ide-ide baru menjadi
kenyataan. Seorang innovator biasanya berani mengambil resiko usaha, karena
memang ide-ide baru tersebut belum pernah diterapkan secara ekonomis
sebelumnya. Biasanya mereka berani mengambil resiko usaha tersebut karena :
1. Adanya
kemungkinan bagi mereka meraih keuntungan monopolistis
2. Adanya
semangat dan keinginan mereka untuk bisa mengalahkan saingan-saingan mereka
melalui ide-ide baru
Menurut Schumpeter hanya mereka yang
berani mencoba dan melaksanakan ide-ide baru yang bisa disebut entrepreneur
sedangakan pengusaha yang secara hanya mengelola secara rutin perusahaannya
bukan entrepreneur melainkan hanyalah seorang manajer. Kunci dalam proses
inovasi adalah terdapatnya lingkungan yang menunjang inovasi tersebut. Menurut
Schumpeter, system kapitalis dan bebas berusaha yang didukung oleh
lembaga-lembaga social politik yang sesuai merupakan lingkungan yang paling
subur bagi timbulnya innovator dan inovasi. Hanya dalam system inilah
menurutnya semangat berinovasi paling tinggi.
Selain itu ada 2 faktor
lain yang menunjang terlaksananya inovasi yaitu :
1. Tersedianya
cadangan ide-ide baru secara memadai
2. Adanya system
perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur merealisir
ide-ide tersebut jadi kenyataan
Runtuhnya
Kapitalisme
1. System kapitalis
merupakan system yang paling cocok bagi timbulnya inovasi, pembangunan ekonomi
dan pertumbuhan ekonomi. Dengam demikian menurut Schumpeter bagi Negara-negara
sedang berkembang yang berusaha mengejar kemajuan ekonomi (pertumbuhan out put)
maka system kapitalisasi tersebut sangat sesuai untuk diterapkan.
2. Schumpeter
berpendapat bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalis akan meningkatkan
pendapatan perkapita masyarakat sekaligus distribusi pendapatannya merata.
Distibusi pendapatan yang semakin merata ini disebabkan oleh adanya
inovasi-inovasi yang akan mengarah kepada barang-barang yang di konsumsi oleh
orang banyak sehingga barang-barang menjadi melimpah.
3. Menurut
Schumpeter bahwa dalam jangka panjang system kapitalis akan “runtuh” karena
adanya transformasi gradual di dalam system tersebut menuju kearah system yang
lebih sosialistis. Ciri dari system kapitalis itu sendiri akan berubah justru
karena kesuksesannya dalam mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Dengan
semakin makmurnya masyarakat maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan
perubahan pandangan masyarakat yang semakin jauh dari system kapitalis asli.